Membandingkan Kesuksesan itu Sebenarnya tidak adil untuk diri Kamu
Yup! Di Inteenbisnis ini, kita tidak sekedar berbagi pengetahuan tentang bisnis... melainkan berbagai macam hal, termasuk berbagi uneg uneg tentang dunia ini..
BTW, ngeblog juga bisa dibilang merupakan salah satu Bisnis Loh.. karena kita bisa mendapat penghasilan dari iklan :) ataupun dari produk yang kita review.. :)
Itu jika anda melakukan "setting" untuk bisnis...
Tapi jika hanya sekedar hobi ya... hobi aja dah...
Apa yang kamu inginkan ya itulah yang kamu dapatkan,
lalu, kenapa nggak sekalian aja.. kan malah lumayan bukan..
Misal anda hobi traveling, anda bisa loh dapet dana untuk traveling kedepannya lagi.. :)
Sobat InteenBisnis, disini saya mencoba membahas keresahan yang benar benar menghantui... yup! dan ini memang perlu di bahas, terutama perihal "kesehatan mental" dalam berbisnis.
Ada sebuah cerita,
Suatu hari si Barjo sedang membangun sedang mempersiapkan usahanya.. ditengah tengah persaingan usaha yang semakin ketat, si barjo menakar dengan hati hati rancangannya, termasuk untung rugi dan langkah manajemen resiko..
Tiba tiba si teman Barjo yang seorang PPN (Pejabat Penting Negara) datang.. melihat si barjo urek urek kertas...
teman barjo bernama Sukil, si Sukil memiliki pekerjaan tetap, yaitu sebagai PPN itu loh.. tentu berbagai tunjangan dan gaji tetap membuatnya tidak kelabakan dalam mengatur biaya sehari hari...
"Owalah to jo jo...kalo seperti itu kapan kau sukses! usaha itu langsung bat bet! penting wani... deloko kae Ellan, Beall ama Jeaff... mereka memulai usaha dari nol dan langsung sukses... sing penting mulai! wani... ojo kesuwen mikir"
Si Barjo pun menengok kearah Sukil dan menghentikan coretannya... sembari berpikir banyak hal, dan kecemasannya muncul... karena teman teman seperantaraannya sudah pada sukses.
Ia berpikir, bagaimana nanti jika gagal... bagaimana jika usahanya tak menghasilkan apa apa, sedangkan persaingan bisnis makin menggila, siapa punya modal.. sikat..
Yup... siapa yang punya modal dan koneksi.. mereka jadi raja.
Lalu, temen Barjo lainnya tak sengaja mendengar percakapan mereka berdua, namanya Sachi...
"Ah, kau ini Kil, emang udah pernah usaha? jangan asal jeplak aja deh kau tuh... kau enak, ayah kau pejabat, lalu kau dengan mudah masuk PPN... dan sekarang posisi kau aman..."
"Heleh, kau perempuan tau apa sih tentang bisnis! aku udah banyak ikut seminar bisnis, mereka mencontohkan contoh sukses yang memulai dari NOL, dan sukses..."
"Dari NOL? kau yakin? lalu kau sendiri enggak dari NOL kan"
"Hoi! ini bicara bisnis, kenapa beralih ke PPN! Kau sentimen kali Chi! jika kau enggak cewek, aku geplak pala kau"
"Seperti itukah watak kau? oke dah kau PPN, jangan mencampuri impian orang lain, daripada begitu, jika ingin mencampuri, kenapa kau tidak membantu saja, ketimbang hanya bicara dan membuat Barjo Ragu akan impiannya? apalagi kau bawa bawa orang sukses... kau tak tau proses mereka...
Betewe, mereka tidak memulai dari NOL! ada yang dapat menjamin mereka, alias, jika mereka gagal, mereka tidak akan klontang klantung di jalanan! coba telusuri kerabat dan orang tua mereka... seperti apa..."
"Kau ini sok tau"
"Bukan sok tau! aku juga udah pernah gagal bisnis! dan saat itu tak ada jaminan apapun! jika gagal maka sudahlah.."
"Berarti kau orang gagal, kenapa ikut campur"
"Yup, aku gagal, tetapi ada yang membantuku!"
"Nah itu? berarti kau munafik!"
"Perilakumu tak mencerminkan jabatan yang kau duduki sekarang...! aku menyesal pernah berteman dengan orang sepertimu Kil, untung waktu itu kau tak jadi suamiku... jika iya, mungkin aku akan kau injak injak seperti batu.. kau tak bisa mnghargai orang lain"
"Ya.. ya... ya.., cewek selalu benar, tapi sekarang aku dah punya istri yang lebih cantik dari kau... lalu mana suami mu... hahaha"
"Terserah kau mau bilang apa, mau memaki aku apa, aku sudah kebal dengan hal itu, dan sekarang aku tak pikirkan hal itu... "
"Hooo... pasti yang membantumu itu adalah calon suamimu kan... haha"
"Kau salah! yang membantuku adalah Allah. Saat itu aku benar benar di ujung tanduk, tak seorangpun yang mendukungku, saat itu, pikiranku yang kacau, perlahan tenang.. lalu aku memikirkan semuanya dengan terang benderang, setelah itu aku bangkit kembali, apalagi ketika melihat kenyataan bahwa, sesuatu yang kau lihat baik, ternyata memiliki cara berproses yang menghalalkan segala macam cara, sekarang aku benar benar tidak begitu mendewakan orang yang sudah sukses...karena ada blind spot disitu yang tak kita ketahui...
Kita tak pernah tau Blind Spot dari proses tersebut, kecuali dia sendiri...
Sehingga aku tak membanding bandingkan mereka, cukup fokus dengan jalan masing masing... tak perlu tuding sana tuding sini...
Makannya, aku agak temperamen, ketika ada yang membanding bandingkan kesuksesan orang, sedang ia tidak melihat dari sudut pandang proses orang itu jalani."
Lalu Barjo yang terpelongo mendengar percakapan antara Sukil dan Sachi pun mulai respon...
"Sachi. terima Kasih, sukil Terima Kasih... dari percakapan ini, sekarang aku akan percaya pada diriku sendiri.. Sukil, tak apa... tadi tidak aku masukkan hati, karena mungkin walaupun kau tidak mengatakan hal itu, ada kemungkinan besar ketika bisnisku berjalan, akan ada orang yang seperti itu... tetapi sekarang, aku sudah menyelesaikan disini, sehingga ketika ada orang seperti itu, aku udah kebal...
Sachi, terima kasih banyak, kau menceritakan pengalamanmu, dan memberikan cara pandangmu yang bisa menjadi kekuatanku untuk melaju. Aku jadi lebih bisa berhati hati... terutama dalam berproses... sehingga aku tak harus menanggung hutang yang harus aku lunasi dimasa depan.
Kita tak pernah bisa memprediksi gagal dan sukses, semuanya adalah misteri, mungkin untuk gagal akan lebih mudah direalisasikan, tetapi untuk sukses, itu bisa saja terlahir dari sebuah kegagalan... tetapi yang terbaik adalah ketika kita sudah mempersiapkan, sehingga resiko kekgagalan bisa dikurangi.
Ini sudah sudah aku pikirkan dan rancang sedemikian rupa... termasuk backup plan...sehingga, aku sudah bisa memulainya"
"Nah, aku suka semangatmu Jo!"
"Ahh, sial... aku jadi seperti Antagonis disini!"
"Enggak.. enggak kil... aku berterima kasih, sebagai teman, kau masih memperhatikanku... mungkin aku tadi sempat sakit hati, tapi... aku jadi bisa mengambil hikmah dari cara pandang yang terlahir tepat di detik ini... "
"Wah, menarik... sudut pandang apa nih" ujar sachi dengan nada agak penasaran
"Nak Maju, ndelok spion oleh, tapi ojo terus terusan... Nak Maju, ndelok nduwur gak popo, tapi ojo terus terusan, cukup ndelok nak nek nduwur ono langit... Nak Maju, ndelok ngisoir ra popo, tapi ojo terus terusan, cukup ndelok nak nek ngisor kuwi ono bumi... Nak maju, luwih akeh fokus ndelok ngarep... dari reti... nak maju, kudu nduwe tujuan, isoh nggowo map, ben rak kakean kesasar..., sing gak oleh iku, kowe maju tapi marep mburi...cukup lah spion wae.."
"Astaga, cara pandangmu melebihi Traner traner yang mendewakan orang sukses! astaga... dan itu terlahir dari Peran antagonisku!"
"Ah, kau ni kil! aku reti watakmu, mencla mencle..." celetuk si Sachi
"Enggak chi, aku tau Sukil itu sebenarnya orang yang baik.. Halah kau juga tau sendiri kan... wong udah berteman lama, kau tau karakter si Sukil yang sebenarnya, karena orang yang sebenarnya itu, tak akan bisa kau amati hanya sehari dua hari... Tapi, entahlah, tadi setan apa yang merasukinya... hehe"
"Hehe...iya iya, aku paham, Sukil hanya drama... hahahahaha" ucap si sachi sambil tertawa terbahak bahak....melihat wajah sukil yang begitu memelas....
"Aku jadi dipecat sebagai teman chi?"
"Hahaha, kalau kau mau dipecat, aku akan pecat"
"Okedeh, aku gak mau dipecat..."
"Gitu loh, akur kalian berdua... "
Wajah Barjo tersenyum kembali, sepertinya ia mendapatkan semangatnya lagi, dan api yang membara itu menyala lebih...
"Wait.. wait..."
"Kenapa Kil..?"
"Chi, kau kan Single, dan Barjo Single... kalian berdua sama sama pebisnis... eh bukan ding.. si barjo kan baru mulai bisnis, dan si sachi udah pernah gagal bisnis.... kenapa gak Nikah aja kalian berdua.. :)"
Barjo dan Sachi tercengang... tak ada udan tak ada angin... tak ada bledeg... tiba tiba ada Makcomblang....
Selesai...
Btw...
Membandingkan Kesuksesan itu Sebenarnya tidak adil untuk diri Kamu, dan jika kamu malah menjadi sering sekali membandingkan diri kamu dengan kesuksesan mereka... itu akan memupuk rasa iri dan memberi makan sifat dengki yang mungkin sudah tertidur pulas di dalam dirimu...
Yup sifat Iri dan Dengki merupakan salah satu sifat buruk manusia... anda tidak bisa terlepas darinya, tetapi.. anda bisa menidurkannya...
Ini tidak hanya nasehat untuk kamu...
tapi untuk diri aku juga..
Kareena tiap orang memiliki alurnya masing masing..
kita fokus aja pada diri kita... mungkin kita hanya mengambil hikmahnya saja...
jika mereka bisa... kita pun kemungkinan juga bisa.. :) dengan cara yang berbeda...
Original dari dalam dirimu...
:)
Posting Komentar untuk "Membandingkan Kesuksesan itu Sebenarnya tidak adil untuk diri Kamu"