6 Faktor penyebab Nilai Tukar Mata Uang [Suatu Negara] Melemah
Nilai tukar mata uang yang melemah tentu akan berakibat pada naiknya harga-harga barang dan mungkin juga jasa di arena perdagangan indonesia.
Jika pembelian masih dalam jumlah kecilatau harga barangnya memang murah, mungkin belum terlalu terasa efeknya. Namun, bila membeli barang elektronik semisal laptop, Hape Smart atau Komputer, tentu saja efeknya akan terasa. Biasanya harga yang sudah naik kecil kemungkinan untuk turun kembali walaupun nilai rupiah menguat. Entahlah rumusnya seperti apa tetapi memang hal ini perlu pengendalian, sehingga harga menjadi normal kembali.
Lalu, sebenarnya apa saja sih faktor yang menyebabkan nilai tukar mata uang itu bisa naik atau turun? Di bawah ini adalah sejumlah faktor yang memengaruhi kurs mata uang sehingga nilai rupiah melemah atau menguat. Apa saja itu, simak paparan dibawah ni?
1. Utang Publik
Meminjam uang luar negeri (berutang) ternyata juga menjadi salah satu penyebab nilai tukar mata uang melemah. Besarnya nilai utang berdampak pada perubahan kurs mata uang. Pembayaran cicilan utang beserta bunganya menggunakan mata uang asing. Akibatnya, permintaan akan mata uang asing meningkat ketimbang rupiah.
2. Stabilitas Politik dan Ekonomi
Politik dan ekonomi saling terikat satu sama lain. Krisis politik menimbulkan krisis ekonomi. Begitu juga sebaliknya, krisis ekonomi menimbulkan krisis politik. Dampaknya, nilai mata uang bisa melemah dan terus melemah seperti yang pernah dialami Indonesia sewaktu krisis politik dan ekonomi 1998. Karena itu, betapa pentingnya stabilitas politik dan ekonomi tetap terjaga.
3. Ketentuan Perdagangan
Kegiatan ekspor dan impor dalam perdagangan memengaruhi kurs mata uang. Tingginya ekspor daripada impor menandakan perdagangan sedang dalam kondisi baik. Sebaliknya, tingginya impor daripada ekspor menandakan perdagangan sedang dalam kondisi kurang baik.
Lalu, mengapa bisa memengaruhi kurs mata uang? Dengan tingginya ekspor, permintaan mata uang asing tidak besar. Sebaliknya, tingginya impor menyebabkan permintaan mata uang asing meningkat. Akibatnya, matauang suatu negara bisa-bisa mengalami pelemahan.
4. Diferensiasi Inflasi
Inflasi merupakan salah satu faktor kenapa kurs berubah-ubah. Negara yang inflasinya rendah atau stabil, nilai mata uangnya jarang sekali mengalami pelemahan terhadap mata uang lain. Berbeda dengan negara yang inflasinya lebih sering naik ketimbang turunnya, nilai mata uangnya lebih sering melemah dan sewaktu-waktu menguat (tidak stabil).
Kaitan antara inflasi dan kurs juga tampak bila nilai rupiah melemah, inflasi akan terkena dampaknya. Angka inflasi akan cenderung naik karena beberapa produsen dalam negeri mengandalkan bahan baku dari luar negeri untuk produksi. Harga bahan baku yang mahal mengakibatkan harga produk juga mahal. Tentu saja ini mendorong naiknya inflasi.
5. Defisit Neraca Berjalan
Neraca berjalan diartikan sebagai keseimbangan dalam perdagangan antarnegara. Dalam melakukan transaksi, mata uang yang disepakati secara luas yang dipakai sebagai alat tukar. Jika suatu negara lebih sering membeli dari luar negeri ketimbang menjualnya ke luar negeri, neraca berjalan akan mengalami defisit.
Dalam kondisi seperti itu, kebutuhan akan mata uang asing meningkat yang kemudian mengakibatkan pelemahan nilai mata uang dalam negeri.
6. Faktor Eksternal atau Luar Negeri
Apa yang terjadi di luar negeri turut memicu perubahan nilai tukar rupiah. Adanya rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve System atau Fed Amerika Serikat memengaruhi kondisi perekonomian global. Imbasnya, dolar menguat, rupiah melemah. Di samping itu, perubahan kebijakan fiskal dan perdagangan di Amerika Serikat juga memberi dampak bagi nilai tukar mata uang suatu negara.
Oke sobat inteenbisnis, itulah factor factor penyebab Nilai Tukar Mata Uang Suatu Negara Melemah, jika ada tambahan atau koreksi nih ya sobat, bisa sematkan dong di kotak komentar yang tersedia dibawah.
Semoga dapat menambah ilmu kita semua.. amin.
Posting Komentar untuk "6 Faktor penyebab Nilai Tukar Mata Uang [Suatu Negara] Melemah"